Harapan dan ketulusan.
Sekarang aku mengerti, ada ketulusan di setiap lipatan kertas
sederhana tersebut.
Ada harapan kecil pada setiap uluran tangan yang
memindahkan burung kecil ini ke sakumu.
Satu dan hanya satu, membuatmu tersenyum.
Aku benci melihatmu yang tiba-tiba diam lalu menyendiri, seperti
bukan kamu.
Aku benci tidak mendengar tawamu di kelas.
Aku benci kamu
yang murung lalu menelungkupkan kepalamu ke meja sambil memasang
earphone.
Aku benci kamu yang menghindariku.
Membuat 1000 burung bangau tidak sesusah mengerjakan soal mat dari Pak Hasyim. Harapan yang terwujud tidak sebanding dengan mengetahui bahwa kamu tidak remidi pada semua ulangan mat.
Ini, jauh melebihi dari itu semua.
No comments:
Post a Comment